Lagi Musim Apa? Edit
"Lagi musim apa di Wonosalam?"
Itu adalah pertanyaan yang sering terlontar dari teman saya di kota. Biasanya di Wonosalam lagi banyak musim buah. Mulai dari durian, alpokat, manggis, salak, pete , jengkol, apalah. Jadi kalau lagi ke kota, lagi turun gunung gitu, teman-teman pasti nitip dibawain ini itu.
Mulai bulan mei ini, ditempat kami memasuki musim pancaroba. Hujan tetap turun dengan jumlah hari hujan sekitar 7 hari. Dan curah hujan yang tidak begitu tinggi. Pergantian musim selalu ditandai oleh pertanda alam. Biasanya fenomena yang paling mudah saya amati adalah :
Nyanyi tonggeret
Tonggeret atau cenggeret adalah serangga dengan nama latin ……. Selama pergantian musim tanah akan menghangat. Cenggeret dewasa akan naik ke permukaan. Mereka akan bernyanyi di sore hari. Kadang pagi atau siang juga sudah ramai.
Nah, saat cenggeret bernyanyi. Dipastikan dua bulan lagi kemarau akan tiba. Cenggeret juga menjadi salah satu makhluk yang mengindikasikan bahwa kesuburan tanah masih baik. Karena tanah yang sudah tercemar bahan kimia tidak bisa didiami oleh larva cenggeret. Mungkin mereka akan mati duluam sebelum sempat bernyanyi di musim pancaroba.
Daun gadung mengering
Dulu waktu kecil, daun gadung yang mengering, biasanya kami gunakan untuk layang-layang. Daun kering yang masih sempurna, dan belum rusak. Kita bentangkan, lalu pasang benang jahit pada ujung-ujungnya. Seperti saat kita bikin layangan kertas. Lalu terbangkan sambil berlarian. Awal musim kemarau, bersamaan dengan musim angin. Saat yang tepat untuk bermain layangan dilapangan.
Selain itu, saat daun gadung mengering. Umbinya siap dipanen. Biasanya bersamaan dengan masa lebaran. Orang-orang yang pandai mengolah umbi gadung. Selama dua bulan musim kemarau akan memproduksi krecekan gadung. Panas di musim kemarau akan mempercepat proses pengeringan. Kripik gadung yang dibuat pada masa panen yang tepat. Dan diolah oleh ahlinya, akan menghasilkan gadung yang gurih, renyah, empuk dan enak.
Bunga kastuba memerah
Saat bunga kastuba memerah. Biasanya dua bulan kemudian kemarau akan tiba. Perubahan warna ini terjadi karena rangsangan sinar matahari yang panjang sinarnya sudah berbeda. Keistimewaan bunga kastuba ini juga dimanfaatkan oleh pedagang bunga hias. Dengan cara memanipulasi sinar matahari melalui sinar lampu yang dipasang sedemikian rupa. Biasanya bunga kastuba hias disukai saat perayaan keagaamaan umat kristiani. Jadi jangan heran kalau ada bunga kastuba merah di akir tahun. Meski ini bukan pertanda alam. Dan jika tanaman ini dibiarkan sebulan, mereka akan menghijau kembali.
Saat pucuk kastuba memerah dan bunganya mekar. Kita tidak bisa mengambil pucuknya untuk disayur. Karena pasa masa ini bunga kastuba sedang mekar.
Seperti halnya ketetapan Allah, musim akan segera berganti. Kemarau nanti mungkin akan lebih panas. Beberapa tanaman akan mati. Namun, beberapa tanaman lain membutuhkan musim kemarau untuk merangsang musim bunga. Mempersiapkan diri untuk memproduksi buah. Menghasilkan biji untuk meneruskan generasi selanjutnya.