ADORABLE CAT Edit
Saya bukan pecinta kucing. Namun, sejak tahun 2003 hingga hari ini, saya selalu memiliki kucing untuk dipelihara. Ketika kecil, saya pengen banget pelihara kucing. Namun, ibu tidak mengijinkan. Karena mereka biasanya jorok. Buang kotoran dimana-mana. Suka mencuri lauk didapur. Dan kalau beranak pinak, banyak banget ga ketulungan.
Hal ini terjadi di kucing tetangga saya. Mereka cat lover banget. Kucingnya selalu digendong kesana-kemari. Diciumi, dan diajak tidur bareng. Ibu saya udah geli dan parno tingkat dewa. Walhasil, pupuslah keinginan memelihara kucing.
Tahun 2003, tahun terakir saya kuliah. Kami pindah kost ke pelosok. Agak jauh dari kampus karena kebiasaan mahasiswa akir adalah menyepi. Meski, niat saya cuman ikutan temen dan ganti suasana. Suatu hari seekor kucing tidur didepan kamar kost. Saya meninggalkan duri dan kepala ikan, sisa makan siang. Eh...dianya suka. Ga tau kenapa tiap hari dia tidur disitu. Kerasanlah. Kucingnya belang tiga. Namun, dia betina. Teman-teman bilang itu kucing saya. Ya udah, akirnya tiap hari saya kasih makan. Dia, udah keluar masuk kos aja. Sepertinya dia kucing baik. Tidak suka mencuri makanan. Jadi teman kos menerimanya tanpa komplain. Wellcome..omeng 😘
Saya memelihara omeng hingga anak pertama kami lahir tahun 2009. Setelah melewati suka duka. Omeng meninggal karena keracunan. Entah dia habis makan tikus yang kena obat atau bagaimana. Kami menguburnya disamping rumah dalam kedukaan.
Lalu datanglah si miu-miu. Kucing kampung betina yang saya adopsi dari warung depan KPU Jombang. Waktu itu dia masih kecil. Miu-miu hanya bertahan setahun. Karena dia melahirkan dibawah selimut saat saya tidur. Saya cukup histeris. Si Apin melanjutkan cerita miu-miu. Apin adalah anak bontot dari Upin Ipin . 3 anak miu-miu. Itu juga ga lama. Karena kucing betina selalu melahirkan, lagi dan lagi.
Suatu hari kami ke rumah saudara. Dan jatuh cinta dengan seorang kucing jantan dengan muka garang. Rupanya dia nakal. Gemar berburu. Mungkin sosok penguasa diwilayahnya. Lamaran pertama kami meminang pejantan ini ditolak. Karena keponakan kami sangat menyayangi kucingnya. Namun, sebulan kemudian kami diminta memboyong kucing jantan itu. Wow…...❤❤❤❤
Sulit juga membawa kucing jantan dewasa. Dia meronta-ronta sepanjang jalan. Dan sempat minggat seminggu kemudian. Namun, layaknya kucing rumahan. Dia pasti akan pulang saat kelaparan...hehehe
Kami menamainya, Luffy. Kenapa ? Karena kami senang nonton komik One Piece. Dimana Mongkey de Luffy, tokoh utamanya yang sakti itu sungguh menggemaskan. Hemm….saya pribadi punya kisah dan kenangan sendiri tentang One Piece. Buku komik yang dulu pernah menghiasi hari-hari kami dengan tawa. Dengan diam namun penuh makna. Luffy….we love you !!
( foto luffy dan bapak yang diedit sama reema )
Hari ini Luffy sudah hampir 3 tahun bersama kami. Dia semakin embrot, setelah 2 tahun lalu kami memutuskan melakukam tindakan sterilisasi. Kata pak dokter, tindakan ini akan mengurangi perangai buasnya. Yah, setahun awal Luffy senang makan anak ayam tetangga. Suka berkelagi dengan kucing jantan disini. Dan berhasil dinobatkan menjadi Raja Kucing wilayah Wonomerto timur.
Luffy yang dikebiri, mengingatkan saya pada kasim Kerajaan. Badannya kian gendut, kelihatannya lamban, namun tetap gesit saat mengejar tikus dan berduel dengan saingan. Nafsu makannya tetap tinggi. Dan dia tetap adorable bagi kami semua...❤